Harum mobil yang dikatakan sepenuhnya buatan bangsa Indonesia, Esemka, sudah pudar. Namun dari balik kabut tebal yang menyelimuti pengembangan otomotif oleh tangan anak negeri muncul sinar baru, yaitu kendaraan pedesaan Kiat Mahesa Nusantara.
Sukiyat menjelaskan ihwal dirinya mengembangkan mobil pedesaan Mahesa. Awal pengembangan tak terlepas dari keberadaanya yang lahir sebagai anak petani. Ia memahami betul bagaimana kerja keras bapaknya sebagai petani. Masalah bagi petani bukan hanya ketika gagal panen, tetapi juga saat panen harga gabah pasti rendah.
"Masalah seperti itu tak terhindarkan. Makanya saya kepingin membantu petani, bagaimana meningkatkan produktifitas hasil panen dan memudahkan kerja para petani. Akhirnya saya kepikiran membuatkan moda transportasi ini," jelas Sukiyat di bengkel Kiat Motor, Jalan Klaten-Solo, Klaten, Jawa Tengah, Senin (2/10/2017).
Nama Mahesa tiba-tiba jadi buah bibir media setelah bengkel perakitannya, Kiat Motor, di Klaten, Jawa Tengah, dikunjungi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada pekan lalu. Bengkel itu pernah berkaitan dengan mobil Esemka yang dipakai Jokowi saat menjadi Wali Kota Solo periode 2005-2012.
Dalam program Aiman di Kompas TV yang tayang pada Senin (25/9/2017), Sukiyat mengatakan, berbeda seperti Esemka yang dirancang dengan bantuan para Kepala Sekolah SMK di Pulau Jawa, pengembangan Mahesa didukung para tokoh otomotif Indonesia. Sukiyat membangun Mahesa dengan rencana lebih baik, belajar dari melintasi jalur berkelok pengembangan Esemka.
Tiga Varian
Mobil Mahesa memiliki tiga varian, yakni double cabin warna kuning yang dipatok Rp 70 juta, pick up kelir merah Rp 60 juta dan kendaraan alat pertanian warna putih Rp 50 juta. Menariknya mobil Mahesa ini bisa dihubungkan dengan alat pertanian lain karena di bagian belakang mempunyai power take off (PTO )yang dapat disambungkan ke peralatan mesin untuk membantu petani.
"Jadi mobil ini dilengkapi PTO yang mesinnya bisa disambungkan peralatan petani diantaranya, rice mill, water pump, dan lain-lain. PTO itu juga bisa disambungkan dengan generator listrik untuk menghasilkan listrik. Jadi petani di sawah bisa membawa generator listrik untuk menghidupkan mesin-mesin pertanian,” ungkap lelaki kelahiran 22 April 1957.
Selanjutnya, Sukiyat pun menyebutkan mobil mahesa bermesin diesel 650 cc dan memiliki satu silinder. Mobil ini memiliki kecepatan maksimum 55 km/jam. Ia menjelaskan memang sengaja memasang kecepatan maksimum yang tidak terlalu tinggi. Alasannya mobil ini hanya diperuntukkan untuk di desa dan sawah.
"Kendaran ini irit, menempuh jarak 30 kilometer hanya dengan konsumsi bahan bakar solar 1 liter," pungkasnya.
Berada di segmen kendaraan pedesaan mungkin saja bikin Mahesa keluar dari radar para merek asing yang sudah berinvestasi ratusan miliar rupiah di dalam negeri. Meski begitu, ibarat bayi yang baru lahir, Mahesa bakal lebih tumbuh sehat dan kuat bila mendapat suntikan imunisasi biar terhindar dari penyakit.
Saat mengunjungi Kiat Motor, Jokowi mengatakan, tugas pemerintah mendorong gagasan seperti Kiat Mahesa Nusantara masuk ke pasar otomotif. Namun, bagaimana kekuatannya berkompetisi menjadi pertanyaan yang harus dijawab industri.
Bagikan
Kiat Mahesa : Mobil Buatan Indonesia Untuk Pedesaan!
4/
5
Oleh
Unknown