Jujur saja, long exposure
adalah salah satu favorit saya dalam memotret pemandangan. Entah kenapa dengan
menahan shutter speed yang lama saya merasakan ada efek magis tertentu yang
membuat foto semakin terlihat indah. Long exposure juga bisa diterapkan pada
berbagai macam fotografi, seperti light painting atau juga panning. Tapi yang
akan saya bahas di sini khusus long exposure di air terjun.
Pada episode kali ini kita melakukan ekperimen pada tempat Wisata Air Terjun Curug Panjang, Curug Panjang adalah air terjun yang terletak di daerah Megamendung,
Cisarua. Diberi nama Curug Panjang karena memang bentuknya bukan seperti
air terjun kebanyakan yang tinggi. Meskipun debit airnya cukup kencang,
dia lebih landai dan tidak curam. Dari jalan raya Puncak, kita masuk ke
arah Megamendung sekitar 6 kilometer.
Memotret air terjun ini dengan menggunakan teknik long exposure untuk
menghasilkan bentuk foto khas air terjun yang memperlihatkan aliran air
menjadi seperti kapas lembut. Untuk menghasilkan jenis foto ini, kita
memerlukan setelan shutter speed yang lebih lambat dari 1/10 detik.
Perlengkapan Memotret Long Exposure
Untuk membuat foto long exposure di air terjun ini, berikut ini beberapa perlengkapan yang saya bawa:- Kamera. Bebas, mau DSLR, Mirrorless, Bridge maupun kamera saku sekalipun bisa asalkan anda bisa mengatur lama exposure
- Lensa, lensa sudut lebar lebih ideal namun lensa kit juga tak masalah
- Tripod, wajib dibawah untuk menghasilkan foto yang super tajam meskipun dengan exposure antara 1/10 detik sampai beberapa detik
- Filter CPL. Tidak wajib tapi kalau anda sudah memiliki filter ini, bawalah. Selain berguna untuk mengurangi pantulan air dan menambah kedalaman warna, filter ini bisa memotong 2 stop exposure sehingga bisa memperlambat shutter speed kamera
- Filter Neutral Density. Sama, tidak harus namun kalau anda sudah punya, bawalah. Dengan filter ini kita makin memperlambat shutter speed. saya membawa ND 3 stop yang memang selau tersimpan di tas kamera
- Pelindung hujan. Daerah ini dinamai Megamendung karena memiliki curah hujan yang tinggi. Meskipun tersedia saung untuk berteduh namun alangkah tenteram hati kalau kita membawa pelindung tas kamera tahan air atau sejenisnya. Tiga jam saya di sana, beberapa kali gerimis kecil turun.
- Kalau punya waktu selain akhir pekan lebih ideal. Curug satu ini bukan curug yang paling populer, namun begitu saat akhir pekan biasanya lebih ramai dibanding saat hari biasa. Bagi fotografer, suasana sepi lebih enak untuk difoto dan dinikmati
Kenyataan Di Lapangan Curug Panjang
Dari sekian banyak air terjun di daerah Bogor, sebenarnya ini salah satu air terjun yang paling mudah di akses. Turun dari parkiran, tinggal jalan kaki 10 menit dan voila kita sampai di depan curug. Namun asyiknya memotret di lapangan adalah menemukan beberapa masalah dan berusaha mengatasinya.Saat pertama kali tiba, hal pertama yang membuat garuk kepala adalah adanya tali kuning garis batas polisi yang dipasang penduduk sekitar untuk memperingatkan tamu agar tidak berenang persis di bawah curahan air terjun utama. Selain karena arusnya yang sangat kencang, kedalaman di area ini mencapai 7 meter. Untuk itu penduduk lokal memasang garis mencolok ini. Bagus karena aman, tak bagus karena akan selalu muncul di foto kecuali kita bisa menyusun komposisi tanpa memperlihatkan tali ini di dalam foto.
Curug panjang di foto dengan smartphone saya lengkap dengan tali pembatas yang mengitarinya:
Teknis Pemotretan Long Exposure
Dengan tripod terkembang, saya nyemplung mendekati area utama tanpa menyeberangi garis kuning. Karena mendung, saya tak perlu mengeluarkan filter ND untuk memotong waktu exposure. Cukup gunakan aperture kecil – f/14 , ISO super rendah (ISO 50) dan memasang filter CPL di depan lensa lebar (24mm), saya berhasil mendapatkan waktu exposure yang hanya 1 detik.Karena arus makin kencang dan kata penduduk berarti ada hujan di area hulu sungai, saya memutuskan untuk berpindah tempat, sedikit turun ke bawah.
Gambaran besar curug panjang dan kenapa disebut curug panjang bisa kamu lihat di sini. Ujung atas adalah bagian utama curug. Untuk foto dengan cakupan angle yang lebar ini, saya menggunakan lensa sudut ultra lebar 16mm (11mm APSC, 8mm micro four-third):
Terlihat pengunjung ada namun tidak begitu banyak menikmati air terjun dengan air yang segar dan bersih ini.
Sekarang mencoba kompisisi ketat untuk “menyembunyikan” beberapa wisatawan:
Tapi lensa tele dan shutter speed 1/3000 detik (ISO 2500) juga bisa membantu kita menghasilkan foto super ketat yang memperlihatkan kegembiraan menikmati air segar seperti ini:
Beberapa Tips Praktis Foto Long Exposure Air Terjun
- Ajak bicaralah penduduk lokal, biasanya penjual makanan kecil atau minuman di sekitar lokasi adalah penduduk asli daerah tersebut. Mereka tahu banyak hal yang tidak kita ketahui
- Kalau anda belum memilki filter CPL tapi hobi memotret pemdangan dan landscape, sudah saatnya berpikir untuk membeli filter ini. Selain mengurangi refleksi, menambah kontras dan kedalaman waran, filter CPL membantu memotong cahaya sampai 2 stop untuk membuat foto long exposure
- Musim hujan adalah waktu ideal memotret air terjun. Debit air sedang tinggi, sampah banyak yang hanyut terbawa arus yang meninggi dan dedaunan sedang hijau-hijaunya
- Mendung adalah sahabat foto long exposure. Mendung memungkinkan kita tidak perlu menggunakan filter ND untuk mendapatkan shutter speed yang rendah
- Kamera memiliki fitur ISO ekstra rendah. Nilai terendah ISO biasanya ada di angka 100 atau 200, namun kamera biasanya memiliki fitur ISO ekstra rendah seperti 50 atau 64. Cek di manual kameramu agar bisa mengaktifkan fitur ini dan bisa memperlambat waktu exposure
- Tripod, tripod, tripod. Untuk long exposure dan hasil yang tajam, tripod yang kokoh sampai detik ini masih tetap diperlukan.
Selamat mencoba
Bagikan
Long Exposure - Air Terjun Menjadi Selembut Awan
4/
5
Oleh
Unknown